Sunday, December 20, 2009

Densifikasi

Teknik densifikasi kayu adalah teknik pengempaan kayu utuh (solid) yang bertujuan untuk meningkatkan kekerasan permukaan dan kekuatan kayu. Teknik ini dapat diterapkan pada jenis-jenis kayu cepat tumbuh yang pada umumnya berkualitas rendah melalui peningkatan kerapatannya. Proses densifikasi kayu dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
(1) pelunakan
(softening);
(2) deformasi (deformation); dan
(3) fiksasi
(fixation).

Kayu harus mengalami pelunakan sebelum
dikempa. Selanjutnya pada tahap deformasi, kayu yang dikempa tersebut baru mengalami drying set. Kayu kompresi secara komersial telah dibuat di Jerman dengan nama Lignostone (Stamm 1964). Tetapi hasil pengempaannya belum bersifat permanen, karena masih kembali ke ketebalan semula bila mendapat pengaruh kelembaban atau perendaman (recovery). Hasil pengempaan yang permanen mutlak diperlukan untuk memanfaatkan kayu-kayu kompresi tersebut sebagai pengganti kayu-kayu komersial. Densifikasi kayu yang bersifat permanen dapat dilakukan dengan mengunakan metode
(1) perekatan
atau modifikasi kimia,
(2) perlakuan suhu tinggi pada
kondisi kayu kering dan
(3) perlakuan uap air suhu
tinggi pada kondisi kayu basah (steam).

Prinsip densifikasi kayu metode (1) adalah
dengan memasukkan perekat (Stamm dan Seborg 1941) atau bahan kimia (Fujimoto 1992) ke dalam kayu dan proses curing atau polimerisasinya terjadi pada saat pengempaan dalam kondisi kayu terdeformasi. Pada metode ini dapat digunakan perekat fenol, melamin, urea, tanin atau perekat yang berasal dari lateks. Sedangkan modifikasi kimia dapat menggunakan metode formalisasi, esterifikasi atau asetilasi. Densifikasi kayu
metode (2) dapat diterapkan
dengan menggunakan alat kempa panas atau oven pengering, tetapi membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai fiksasi kayu yang permanen, yaitu sekitar 20 jam pada suhu 180ºC (Dwianto et al. 1997), disamping itu cukup banyak menurunkan sifat mekanik kayu tersebut. Beberapa pendapat mengenai sifat permanen kayu dengan metode ini antara lain adalah akibat terdegradasinya lignin sehingga menyebabkan menurunnya internal stress (Seborg et al. 1945) dan menurunnya sifat higroskopis kayu (Inoue dan Norimoto 1991).

Metode (3) adalah memanaskan kayu dengan menggunakan uap air suhu tinggi (steam treatment). Metode ini dilakukan dengan memasukkan uap air panas dari boiler ke dalam autoclave yang dilengkapi dengan alat kempa tahan panas (Inoue et al. 1993). Kelebihan dari metode ini adalah fiksasi yang bersifat permanen dari kayu yang dikempa dapat dicapai lebih cepat jika dibandingkan dengan metode (2), dan tidak banyak mempengaruhi atau menurunkan sifat mekanik kayu. Fiksasi yang permanen pada suhu 180ºC dapat dicapai hanya dalam waktu sekitar 10 menit. Pendapat-pendapat mengenai sifat permanen dengan metode ini antara lain
adalah akibat perubahan struktural selulosa (Ito et al. 1998) dan terjadinya hidrolisa hemiselulosa yang mengakibatkan menurunnya internal stress pada kayu (Hsu et al. 1988). Tetapi metode (3) tersebut sulit untuk diterapkan pada skala pemakaian karena membutuhkan
perangkat yang sangat mahal, yaitu boiler, autoclave dan alat kempa tahan panas yang dimasukkan ke dalam autoclave; serta tidak dapat dilakukan terhadap kayu dengan ukuran besar. Metode ini dapat dimodifikasi dengan prinsip Close System Compression (CSC). CSC merupakan alat cetakan kedap udara yang terbuat dari logam stainless dan diberi 2 lubang, yaitu untuk keluarnya uap air dan untuk mengukur tekanan yang terjadi pada saat pengempaan. Contoh uji yang akan dikempa, diletakkan di tengah cetakan, kemudian ditutup dengan lembaran logam stainless dan diletakkan di antara plat kempa panas. Kadar air yang menguap akibat pemanasan dari alat kempa tidak dapat keluar dari cetakan sehingga akan memproduksi uap air panas yang menggantikan uap air panas dari boiler pada metode (3). Diperkirakan bahwa faktor tekanan uap air panas dari kadar air kayu yang menguap di dalam alat CSC tersebut sangat berpengaruh terhadap tercapainya fiksasi yang permanen dari metode ini, selain faktor suhu. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedua faktor yang saling terkait, yaitu suhu dan tekanan uap air terhadap fiksasi kayu.

DENSITY

density
kepadatan, berat jenis

density effect
efek rapatan

density fluctuation
ginjatan rapatan

density matrix
matriks rapatan

density of dislocation
rapat longsoran

density of elastic ether in matter
rapat eter lenting dalam materi

density of final states
rapat keadaan akhir

density of heat flow rate
rapat laju aliran bahang

density of lines of force
kerapatan garis gaya

density of modes
rapat ragam

density of state
rapat keadaan

density of states
rapat keadaan

density of steam
kepadatan uap

density operator
operator rapatan

density parameter
parameter rapat

density profile
profil rapatan

Density Meter

Alat ini digunakan untuk Menganalisia Density Produk Minyak Bumi secara Digital.

* Jenis Density Meter Digital
* Type DMA 48
* Merk AP. PAAR
* Buatan AUSTRIA
* Lokasi Ruang Distilasi (R.12.0.12)
* Kondisi Baik
* Fungsi Menentukan Density Produk Minyak Bumi
* Sejarah Pemeliharaan Baik